Senin, 04 Mei 2009

install linux

Teknik Instalasi Linux


Linux adalah system operasi di PC yang dapat di copy secara bebas dan tidak melanggar hak cipta. Saat ini Linux sudah banyak tersedia di toko-toko komputer. Ada beberapa pilihan distribusi Linux, seperti, Caldera, Red Hat, Mandrake, Debian, slackware dll. Dalam contoh saya akan menggunakan distribusi Mandrake 8.0 yang ternyata paling mudah di instal & di operasikan di bandingkan distribusi yang lain. Memang Mandrake 8.0 kadang ada kelemahannya terutama dalam mendeteksi periferal (I/O) terutama pada laptop / notebook, sehingga saya harus mengedit secara manual setting beberapa periferalnya.

Dalam tulisan ini saya akan mencoba menjelaskan teknik instalasi Linux di PC. Secara umum ada beberapa pilihan cara instalasi yang dapat dilakukan, pada kesempatan ini saya akan fokuskan pada PC dengan dua system operasi (Linux & Windows) agar dapat beroperasi secara bergantian. Ada dua (2) skenario dalam melakukan instalasi dual OS ini, yaitu:

• PC sudah terinstalasi Windows. Seluruh harddisk sudah terformat menggunakan Windows file system FAT32.
• PC sama sekali belum terinstalasi apa-apa, kita mulai dari nol. Seluruh harddisk masih kosong & belum terformat sama sekali.

Tentunya jika anda ingin menginstall hanya Linux saja, urusan jadi lebih gampang – karena tinggal menimpa semua harddisk dengan Linux.


Sebelum instalasi Linux
• Pastikan kita masih memiliki sisa harddisk minimal sebesar 1.5GB untuk Linux. Tidak apa-apa jika harddisk tsb. sudah terformat menggunakan Windows FAT32, kita bisa mengakali agar file system-nya nanti di ubah menjadi ext2 yang digunakan Linux.
• Catat baik-baik semua data teknis periferal yang ada di komputer yang kita gunakan, seperti, ethernet card (LAN card), sound card, jenis harddisk, video card. Umumnya Linux Mandrake dapat secara otomatis mendeteksi card-card tersebut, hal ini hanya untuk berjaga-jaga kalau Mandrake gagal mendeteksi card periferal tsb. Cara paling sederhana & gampang untuk men-check data teknis peralatan / card periferal yang digunakan adalah menggunakan Windows melalui Start  Settings  Control Panel  System  Device Manager. Klik device yang kita inginkan & catat resources yang digunakan.




























• Setting BIOS diubah agar urutan booting menjadi FDD (floppy)  CDROM  HDD (harddisk). Untuk memasuki setting BIOS tekan ESC atau DEL pada saat booting pertama kali & cari bagian untuk setting urutan booting.
Siapkan Partisi Untuk Linux

Bagian ini merupakan bagian yang paling seru, merupakan seni tersendiri & sangat tergantung pada kebutuhan kita maupun kondisi awal harddisk yang akan kita instalasi. Minimal sekali Linux akan membutuhkan partisi:

Directory / Mount File System Ukuran
/ Ext2 1 Gbyte
/home Ext2 100Mbyte
swap Swap 64Mbyte

Ada beberapa cara melakukan partisi harddisk untuk Linux, tergantung pada:

• Apakah di harddisk anda sudah ada windows-nya atau belum.
• Apakah anda ingin menggunakan seluruh harddisk tsb. untuk Linux atau hanya sebagian saja.

Jika harddisk anda sudah terinstall Windows & seluruh harddisk sudah terformat dengan Windows file system FAT32. Maka:

• Jalankan scandisk pada harddisk anda. Melalui Start  Programs  Accessories  SystemTools  ScanDisk.
• Jalankan defraq pada harddisk anda. Melalui Start  Programs  Accessories  SystemTools  Disk Defragmenter.
• Install software partition magic pada harddisk anda. Software ini dapat dengan mudah di peroleh di toko komputer terutama di Glodok / Mangga Dua & termasuk kategori utility software.
• Jalankan partition magic & ubah ukuran (size) partisi Windows. Langkah yang harus dilakukan sebetulnya sederhana saja, yaitu:

o Resize partisi C: secukupnya untuk sistem Windows. Saya biasanya memberikan sekitar 1.5Gbyte. Pada partisi sisa sudah kosong, kita bagi untuk beberapa partisi.
o Alokasikan sekitar 1.5-2Gbyte untuk Linux menggunakan file system ext2, jika mungkin di set sebagai primary partition (bukan logical partition). Partisi ini nantinya akan di mount pada /.
o Alokasikan untuk /home pada Linux menggunakan file system ext2. Saya biasanya mengalokasikan sekitar 500Mbyte-an agar StarOffice dapat dimasukan dengan mudah.
o Alokasikan untuk swap Linux menggunakan file system Linux swap. Saya biasanya mengalokasikan jumlah yang sama dengan memory (RAM) yang ada sekitar 64Mbyte.
o Seluruh sisa partisi yang masih ada biasanya saya alokasikan untuk logical partition untuk data. Biasanya saya menggunakan Windows file system FAT32 & dikenal di Windows dengan drive D:

Setelah seluruh proses re-partisi selesai dilakukan mengunakan partition magic, maka akan tampak layar partition magic kira-kira seperti pada gambar. Pada gambar adalah contoh partisi yang ada di komputer notebook yang saya Toshiba Tecra 8000 dengan harddisk 12Gbyte & RAM 64Mbyte yang sudah di install Windows 98 yang asli bawaan notebook tersebut & Linux Mandrake 8.0 yang saya install kemudian.





Jika anda cukup beruntung dapat menginstall Windows & Linux dari awal (harddisk kosong), maka cara yang paling sederhana agar dapat dual boot adalah:

• Boot melalui startup disk atau CD source windows. Startup disk dapat dibuat sendiri dari Windows melalui Start  Settings  Control Panel  Add/Remove Program  Startup disk.
• Gunakan fdisk dari prompt A: (jika menggunakan startup disk) untuk membuat partisi windows secukupnya, misalnya 1.5Gbyte untuk C:, beberapa Gbyte untuk D:. Jangan habiskan semua harddisk di partisi menggunakan fdisk, sisakan secukupnya (2-2.5Gbyte) untuk Linux. Fdisk tidak dapat digunakan untuk mempartisi bagian Linux, karena fdisk hanya mengenal file system FAT32 (Windows), tapi tidak ext2 Linux. Jadi sisa hardisk yang akan di partisi untuk Linux kita diamkan saja, jangan di partisi oleh fdisk.
• Aktifkan partisi C:
• Keluar dari fdisk & booting ulang mesin.
• Lakukan perintah format C: & D:, dan install Windows sebeserta semua program yang anda butuhkan di Windows, seperti Office, Winzip, Adobe Acroread dll.

Linux baru dapat kita install setelah semua software Windows sudah di install di harddisk agar kita dapat melakukan dual boot dengan dua sistem operasi.

Instalasi Linux

Masukan CD Linux Mandrake (CD 1) ke CD drive & booting komputer. Mohon di pastikan bahwa anda telah menset BIOS agar urutan booting adalah:

FDD (floppy)  CDROM  HDD (harddisk).

Jika booting dari CDROM Linux dapat dilakukan dengan baik maka anda akan melihat logo Linux Mandrake pada layar. Anda dapat langsung menekan tombol ENTER untuk melanjutkan proses instalasi.

Perlu saya ingatkan disini bahwa proses instalasi Linux, terutama bagi yang menggunakan distribusi Mandrake 8.0 sudah demikian mudahnya karena sebagian besar parameter-nya tinggal di klik OK saja karena Mandrake telah mendeteksi & menyiapkan yang terbaik. Di samping itu, sebagian parameter dapat di set ulang setelah Linux Mandrake terinstall menggunakan fasilitas Mandrake Control Center. Oleh karenanya kita tidak perlu takut akan menderita kesulitan yang berarti untuk menginstalasi Linux.








Jika anda ingin memilih pilihan yang lain dalam cara menginstall, anda dapat menekan tombol F1 sebelum menekan ENTER. Beberapa pilihan akan muncul.





Layar pertama yang akan muncul adalah menanyakan bahasa apa yang ingin anda gunakan dalam operasi Linux. Sebagian orang akan memilih bahasa Indonesia yang kebetulan di sediakan juga di Linux Mandrake. Beberapa rekan, masih lebih menyukai untuk menggunakan bahasa Inggris karena terbiasa dengan bahasa Inggris. Tekan tombol OK untuk melanjutkan.








Seperti hal-nya proses instalasi software lainnya, anda akan diminta untuk menerima perjanjian lisensi penggunakan software. Anda dapat membaca-nya baik-baik jika dibutuhkan & jika anda menerima perjanjian penggunaan software tersebut dapat menekan tombol ACCEPT.





Karena Linux mempunyai banyak sekali koleksi software, maka ada beberapa pilihan instalasi yang dapat dilakukan. Oleh karena itu Mandrake memberikan pilihan apakah kita akan menginstall software yang recommended saja, atau untuk expert (ahli). Pada pilihan recommended hanya software yang diperlukan saja yang akan di install. Pada pilihan expert maka banyak software lainnya yang akan di install yang biasanya hanya dibutuhkan oleh orang yang ahli Linux (bukan user biasa).

Di samping itu, kita dapat memilih untuk menginstall Linux dari awal (INSTALL) atau hanya meng-update instalasi Linux yang sudah ada di harddisk (UPDATE).







Selanjutnya kita diberi kesempatan untuk menset beberapa periferal seperti:

• SCSI
• Tipe mouse.
• Keyboard.

Biasanya kita hanya perlu memilih pilihan default yang di tawarkan saja.

Selanjutnya kita dapat menset level keamanan sistem operasi Linux yang ingin kita gunakan. Pada saat instalasi kita diberikan tiga (3) pilihan level, yaitu (a) low, (b) medium, dan (c) high. Pada workstation yang tidak banyak tersambung ke Internet atau berada di balik firewall biasanya dapat menggunakan pilihan Low. Bagi server yang di operasikan di jaringan Internet terbuka, sebaiknya dipilih level keamanan High.







Selanjutnya kita harus membuat partisi pada harddisk untuk Linux. Atau jika partisi untuk Linux telah di siapkan sebelumnya, maka kita dapat langsung menggunakan partisi yang ada. Proses ini sangat di bantu oleh interface grafik yang ada.

Untuk pilihan expert, maka kita dapat menset banyak hal dalam proses partisi harddisk. Unutk pilihan recommended, biasanya proses partisi sangat di mudahkan. Yang perlu dilakukan biasanya hanya menentukan alokasi partisi yang ada akan di mount ke directory apa.





Setelah partisi harddisk selesai dilakukan. Selanjutnya format partisi harddisk yang telah di set untuk file system Linux ext2.









Sampailah kita pada tahapan memilih group paket program yang ingin kita install. Sangat tergantung pada jenis kebutuhan / komputer yang ingin digunakan, maka pemilihan paket program ini akan menjadi sangat penting.





Pada dasarnya pola fikir yang digunakan tidak terlalu rumit, secara sederhana kita biasanya memfokuskan pada penggunaan workstation, server atau development. Masing-masing akan membutuhkan software yang berbeda sekali satu sama lain.

Pada saat anda mencoba-coba Linux tidak ada salahnya sebanyak mungkin software di install agar dapat dicoba berbagai hal yang berkaitan dengan Linux. Biasanya cukup salah satu lingkungan grafik yang di install (saya biasanya memilih KDE) agar tidak menghabiskan banyak ruang di harddisk. Biasanya harddisk sebesar 1.5-1.9Gbyte cukup untuk menginstall cukup banyak software termasuk source code untuk development.

Jika anda membutuhkan untuk memilih beberapa software yang lebih spesifik lagi, kita dapat memilih masing-masing paket software secara individual (bukan secara group saja). Biasanya ada penjelasan singkat dari software tersebut di kolom sebelah kanan.







Bagi anda yang beruntung memiliki CD 1 & CD 2 dari Mandrake, maka proses instalasi paket software dapat dilakukan berlanjut ke CD 2, setelah semua pilihan software di CD 1 terinstall.



Waktu instalasi semua paket software akan sangat tergantung pada jenis CD drive & komputer yang anda gunakan. Untuk komputer saya Pentium II 233MHz membutuhkan sekitar 45 menit s/d 1 jam untuk menginstall semua paket software yang saya inginkan. Pada beberapa kesempatan saya sempat menginstall di mesin Pentium III, ternyata membutuhkan hanya sekitar 15 menit-an untuk menginstalasi semua software yang saya butuhkan.

Setelah semua software di instalasi, anda akan di tanyakan password untuk root (user tertinggi) di mesin anda. Jangan sampai lupa password root, karena dengan root anda dapat melakukan apa saja di komputer anda ini.

Kemudian secara bertahap kita dapat memasukan user untuk komputer yang akan kita gunakan. Informasi nama, username, password untuk masing-masing user harus dimasukan secara manual satu per satu. Sebaiknya untuk penggunaan sehari-hari gunakan user non-root untuk menjaga jangan sampai kita mengubah konfigurasi system secara tidak sengaja.








Setelah semua user dimasukan, selanjutnya adalah menset sambungan ke Internet. Biasanya kita akan memilih normal modem connection & memasukan nomor telepon, username & password untuk berhubungan ke Internet melalui ISP.

Pada beberapa rekan yang berada di LAN di kampus, di kantor, di warnet, kita dapat memilih penggunaan LAN untuk menyambung ke Internet.









Setelah sambungan ke Internet di set dengan baik, kita diberi kesempatan untuk mereview & mengubah beberapa paremeter seperti:

• Mouse
• Time Zone.
• Printer.

Selanjutnya kita dapat menset servis apa saja yang akan dijalankan oleh Linux pada saat booting. Di sini kita bisa menset misalnya Web server, mail server, Network Neighbourhood (SAMBA) agar dapat berkomunikasi dengan Windows dll. di jalankan pada saat booting.








Seperti halnya Windows, pada Linux di sediakan juga fasilitas untuk membuat boot disk. Hal ini dilakukan setelah kita diberi kesempatan untuk menset servis yang di operasikan pada saat booting.





Selanjutnya bagian yang cukup kritis untuk proses dual boot PC. Konfigurasi software bootloader di set pada bagian ini. Biasanya langsung saja di klik OK.














Setelah bootloader di set, selanjutnya kita diberi kesempatan untuk menset parameter sistem operasi yang akan di boot. Juga bila dibutuhkan kita dapat menambah, sistem operasi yang akan di boot.







Setelah masalah booting di set dengan baik. Kita akan di sodorkan beberapa pilihan untuk menset layar monitor, resolusi, tingkat warna-nya dll. Biasanya semua sudah di set dengan baik oleh software DrakX. Sehingga kita hampir tidak perlu melakukan apa-apa kecuali menekan tombol OK.

Jika semua proses berjalan dengan baik, maka pada saat di test tampilan X-nya akan tampak beberapa pinguin di layar & kita tinggal meng-klik OK.


+



Jika ternyata gagal, maka kita dapat menset layar monitor secara manual. Beberapa pilihan monitor yang sifatnya generik telah disiapkan oleh Linux jadi kita tinggal menggunakan saja.




Selesai sudah semua proses instalasi. Selanjutnya, kita dapat memilih apakah nanti pada saat re-booting akan langsung menjalankan X-windows atau text mode.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar